Nabi saw. memang pernah bersabda bahwa tempat paling kotor di dunia ini adalah pasar, namun beliau juga mengatakan bahwa pedagang yang tulus, jujur, akan dibangkitkan kelak di hari kiamat bersama para shiddiqin dan syuhada.

Betapa tingginya penghargaan untuk para pedagang jujur. Saatnya kita bangkit untuk berkiprah di dunia perdagangan. Bukankah Nabi Muhammad saw. adalah seorang pedagang lintas negeri dan pebisnis super sukses? Bagaimana dengan kita sebagai umatnya?

“Berdaganglah, sebab di dalamnya terdapat sembilan persepuluh dari rezeki,” (HR Ibrahim al-Harbi).

Terlepas dari ikhtilaf status hadis itu, siapa bisa menyangkal bahwa rezeki kebanyakan memang datangnya dari pintu bisnis?

Buku ini akan mengupas tidak hanya jejak Nabi Muhammad saw. sebagai pebisnis, tapi juga sebagai ahli strategi dalam berbisnis. Banyak hal yang sepertinya Nabi terlalu baik hati kepada pembeli, terlalu memanjakan konsumen, padahal di balik itu semua ternyata banyak berkah yang diperoleh, dan keuntungan bisnis yang diperoleh pun malah lebih besar. Apa saja strategi-strategi unggul yang beliau terapkan? Bagaimana konsep, etika, dan prinsip berbisnis secara islami yang sukses diterapkan beliau dan para sahabat? Apa saja yang mesti dihindari sehingga bisnis berhasil dalam jangka panjang? Apa titik-titik relevansinya dengan bisnis modern?